Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah resmi melarang masyarakat untuk melakukan mudik di tahun ini. Hal ini untuk menekan penyebaran virus corona (Covid-19).
Kebijakan ini dinilai akan memberikan dampak tidak baik bagi beberapa sektor usaha. Padahal sektor usaha tersebut mengharapkan mudik menjadi momentum pertumbuhannya setelah tertekan sejak tahun lalu.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan sektor yang paling terdampak dari pelarangan mudik ini adalah pariwisata, terutama di daerah.
"Pelaku-pelaku usaha di daerah yang biasanya diuntungkan oleh momentum lebaran, misalnya jasa pariwisata, jasa transportasi, hotel, dan sebagainya yang saat ini pun sebetulnya struggling untuk survive," jelas Shinta kepada CNBC Indonesia.
Pada akhirnya, kata Shinta akan menciptakan disparitas atau ketimpangan pemulihan ekonomi yang lebih tinggi antar sektor dan antar daerah di Indonesia.
Pasalnya sektor-sektor yang sudah disebutkan sebelumnya, biasanya akan memanfaatkan momentum lebaran dan mudik untuk menciptakan pendapatan. Dengan pelarangan mudik sudah pasti akan kehilangan potensi revenue atau pendapatan.
Oleh karena itu, Shinta memandang kebijakan pelarangan mudik dari pemerintah ini, harus disertai dengan kebijakan counter cyclical atau kebijakan yang sifatnya bisa mendongkrak konsumsi.
"Kebijakan pencairan bansos kami rasa ada peluang demand domestik bisa didongkrak lebih tinggi. Ini berdasarkan pengamatan kami di tahun lalu," jelas Shinta.
Di mana pencairan bansos pada Kuartal III-2020 lalu sangat signifikan meningkatkan demand pasar domestik di periode tersebut. Efek positifnya juga tercermin pada perbaikan tingkat pertumbuhan penjualan retail.
Shinta berharap hal yang sama bisa terjadi juga tahun ini. Artinya, pemerintah bisa mengatur timing pencairan bansos agar dapat terjadi dengan lancar di seputar lebaran.
Halaman 2>>
Sektor Usaha yang Terpuruk karena Mudik Dilarang - CNBC Indonesia
Klik Disini Lajut Nya
No comments:
Post a Comment