TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 mengubah kebiasan hidup masyarakat, termasuk aktivitas di rumah. Kondisi ini bisa menjadi salah satu pendorong motivasi untuk memulai usaha. Tak hanya itu, karyawan yang sudah lama mengabdi juga mengalami kejenuhan. Menjadi pengusaha diharapkan dapat menjanjikan.
Perencana dan edukator keuangan Lifepal, Aulia Akbar, membagikan langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk menjadi pengusaha. Berikut lima tips bagi karyawan yang ingin memulai usaha.
Tetapkan pengeluaran bulanan
Lakukan perhitungan atas pengeluaran bulanan dengan seksama. Pemasukan sebagai pengusaha bisa saja melebihi pemasukan bulanan saat menjadi karyawan. Namun, ketahui pula pemasukan itu bersifat tidak tetap. Akan ada masa di mana pemasukan menjadi lebih kecil, begitu pun sebaliknya. Bahkan, ada pula masa-masa di mana tidak mendapatkan pemasukan sama sekali lantaran risiko usaha.
Oleh karena itu, usahakan agar pengeluaran bulanan untuk kebutuhan sehari-hari bersifat tetap. Dengan begitu, bisa menghitung berapa dana darurat dan uang pertanggungan asuransi yang dibutuhkan.
Siapkan dana darurat
Sebelum memulai usaha, hal yang wajib dimiliki adalah dana darurat yang memadai. Penghasilan sebagai pengusaha tidak tetap. Risiko berkurang atau hilangnya penghasilan karena usaha berpotensi terjadi kapan saja. Tidak ada salahnya menyimpan dana darurat setara lebih dari 6-12 kali pengeluaran bulanan. Dana darurat berfungsi sebagai dana untuk memitigasi risiko saat Anda tidak bisa mencetak penghasilan bersih dari usaha.
Sekedar tahu, keuangan bisnis merupakan hal yang berbeda dengan keuangan pribadi. Saat memutuskan berbisnis, langsung pisahkan keuangan untuk bisnis dan pribadi. Sebaiknya harus disiplin dalam pembukuan sejak awal.
Miliki proteksi
Bila saat ini Anda mendapat fasilitas asuransi kesehatan dari kantor untuk diri sendiri maupun anggota keluarga, maka fasilitas itu tidak akan didapatkan lagi secara gratis jika banting setir jadi pengusaha. Selain dana darurat, miliki pula asuransi untuk menghindari hilangnya atau terkurasnya tabungan karena sejumlah risiko atau musibah yang muncul.
Bila sama sekali belum memiliki asuransi dan anggaran terbatas untuk membayar jaminan kesehatan, pertimbangkan membeli asuransi rawat inap terlebih dulu. Sementara itu, bila harus menjalani proses rawat jalan, manfaatkan BPJS Kesehatan. Selain itu, jika Anda pencari nafkah, wajib melindungi keluarga dengan memiliki asuransi jiwa. Ketahui pula semakin tua usia ketika membeli asuransi, semakin mahal pula premi yang harus dibayarkan.
Kenali bisnis yang dijalani dan kesehatan keuangan usaha
Sangat bahaya bila Anda sendiri tidak memahami bisnis dijalani dengan baik. Sebuah rencana bisnis akan bisa menjawab pertanyaan penting tentang apa yang dijual, siapa pangsa pasar, seperti apa proyeksi bisnis, bagaimana menjaga kesehatan keuangan usaha. Lakukan pencatatan keuangan usaha agar bisa mengenali kesehatan keuangan dengan baik. Yang tidak kalah penting adalah pisahkan rekening pribadi dan bisnis.
Mulai dari yang kecil
Banting setir dari karyawan menjadi pengusaha tentu bukan hal yang mudah, terutama bagi yang sudah terbiasa menerima penghasilan rutin bulanan dari pemberi kerja. Tidak salah untuk memulainya secara perlahan, sebut saja dengan menjalankan bisnis sampingan skala kecil. Dengan bisnis sampingan Anda tidak akan kehilangan sumber penghasilan tetap dari pekerjaan utama. Lambat laun, ketika bisnis sampingan itu berkembang dan bisa menghasilkan uang lebih dari gaji sebulan, Anda pun bisa total fokus menjalani usaha.
Baca juga: Tips Memulai Bisnis Tanaman Hias
Karyawan Ingin Memulai Usaha, Cek yang Perlu Dipersiapkan - Gaya Tempo.co
Klik Disini Lajut Nya
No comments:
Post a Comment