Mantan Fungsional Jejaring Pendidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Anissa Rahmadhany mulai fokus usaha makanan usai tak lagi bekerja di lembaga antirasuah itu. Ia merupakan satu dari 57 pegawai KPK yang dipecat Firli Bahuri karena tak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).
Ninis, sapaan akrab Anissa mengatakan, usaha makanan ini tidak sengaja ia buat setelah resmi dipecat oleh KPK pada 30 September lalu. Ia menyebut, usaha ini sempat dirintis saat ia masih di KPK.
"Kebetulan saat di KPK dulu saya juga nyambi usaha Ninis's Kitchen, orderannya sambal siap saji saja sesuai dengan permintaan teman-teman KPK dulu, dan beberapa makanan Korea," ujar Ninis saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (11/10).
Ninis mengungkapkan, usahanya ini dimulai kecil-kecilan. Mulanya, saat masih bekerja di KPK, ia hanya sesekali menerima pesanan. Namun, saat ini ia mulai fokus pada usaha makanannya itu. Menurutnya, dari hasil berjualannya cukup untuk memenuhi biaya hidup sehari-hari.
Di sisi lain, ia berjualan juga untuk mencari dana tambahan. Sebab, ia harus membiayai uang kuliahnya sendiri setelah KPK memecatnya. Ninis menjelaskan, saat dipecat itu ia tengah mendapat beasiswa dari KPK untuk melanjutkan kuliah S2 Jurusan Komunikasi di Universitas Indonesia.
"(Beasiswa) juga diberhentikan sepihak dan saya membayar uang kuliah sendiri. Saat diberhentikan saya sedang duduk di semester 3 Komunikasi UI," ungkapnya.
Adapun akun jualan Ninis di Tokopedia adalah @ninisss_kitchen.
Nasib sama dialami Agtaria Adriana atau yang akrab disapa Ririn. Mantan penyelidik KPK itu kini banting setir berjualan makanan usai tak lagi bekerja di KPK. Menurut Ririn, usaha makanannya itu sudah dimulai jauh-jauh hari sebelum pemecatan. Namun, saat itu ia hanya menerima pesanan dari teman-teman dekatnya.
"Sebelum pemecatan sebenarnya sudah ada beberapa teman yang kadang suka pesan kue-kue kering. Memang saya enggak open order, karena enggak kepegang juga kalau pas ngantor. Jadi ya yang kenal-kenal dekat aja biasanya yang pesen," ujar Ririn.
Ririn mengaku mulanya tak berniat menjajakan kudapan. Ia bercerita, mulanya ia memang sering membawa makanan hasil buatan sendiri ke kantor. Saat di kantor itu, koleganya beberapa kali mencoba makanan buatan Ririn. Hasilnya, kata dia, banyak teman-teman yang suka dengan makanan buatan Ririn.
"Pas kemarin dapat SK itu, ada teman yang bilang coba aja mulai terima orderan. Mumpung lagi ada waktu. Terus saya tawar-tawarin lah di grup-grup, dan ternyata banyak juga peminatnya," ungkapnya.
Ririn mengatakan, makanan yang ia jual mayoritas kue kering seperti cemilan tradisional, kue kering, brownies panggang hingga frozen food seperti dimsum dan sosis solo. Ia mematok harga makanannya mulai dari yang paling murah Rp13 ribu hingga paling mahal Rp135 ribu.
"Yang paling laris itu ketan karamel, onde-onde, nastar, choco almond cookies, brownies," imbuhnya.
Selain menerima pesanan dari grup-grup WhatsApp, Ririn mulai merambah jualannya ke aplikasi jual beli online. Ia meyakini, usahanya ini mampu memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
"Saya cukup optimis nantinya biaya hidup sehari-hari bisa tercukupi dari sini. Ya kan sebenarnya saya masih relatif baru ya di bisnis penjualan makanan ini. Kalau yang sebelumnya kan baru iseng-iseng aja," pungkasnya.
Adapun akun jualan online Ririn di Instagram adalah @seDAPurku.
(dmi/DAL)Eks Pegawai KPK Buka Usaha Makanan hingga Camilan Tradisional - CNN Indonesia
Klik Disini Lajut Nya
No comments:
Post a Comment