ACEH BESAR, KOMPAS.com - Pandemi virus corona telah berdampak langsung terhadap berbagai sektor usaha mikro, termasuk di Provinsi Aceh.
Salah satu usaha yang terdampak adalah kerajinan batu giok khas Aceh yang terkenal memiliki kualitas terbaik dan diyakini berkhasiat untuk kesehatan tubuh.
Hammawi yang menjual berbagai jenis kerajinan dari bahan batu giok Aceh terpaksa harus tutup beberapa bulan pada saat awal pandemi Covid-19.
"Sekitar Maret hingga Juli 2020, usaha saya terpaksa tutup karena tidak ada pembeli yang datang," Kata Hammawi kepada Kompas.com saat ditemui di tempat usahanya di kawasan Lampenurut, Kabupaten Aceh Besar, Jumat (9/4/2020).
Baca juga: Cara Menjadi Agen Elpiji 3 Kg: Modal Usaha, Syarat, dan Aturan Operasi
Hammawi terpaksa harus memberhentikan delapan orang tenaga kerja yang memproduksi berbagai jenis aksesoris dari bahan batu giok seperti kalung, gelang, cincin, tasbih, tali jam dan lainnya.
"Saya tidak punya biaya untuk bayar jasa pekerja," kata dia.
Bangkit berkat modal usaha
Setelah beberapa bulan tutup, Hammawi kehabisan modal untuk memulai kembali usaha penjualan aksesoris batu giok yang telah dirintisnya sejak 2014 lalu.
Hammawi kemudian mengajukan pinjaman modal ke Pegadaian Syariah, Cabang Ketapang, Kabupaten Aceh Besar.
"Saya ajukan pinjaman dari Pegadaian Syariah dan alhamdulillah langsung diberikan bantuan modal usaha sebesar Rp 20 juta," kata Hammawi.
Baca juga: Kisah Rani Anjani, Perajin Cobek Tradisional Cianjur, Mempertahankan Warisan Usaha Turun-temurun
Dari bantuan modal usaha Pegadaian Syariah, Hammawi mulai membangkitkan kembali usaha penjualan aksesoris batu giok.
Sebelumnya, dia hanya menunggu pembeli datang ke lokasi tempat usahanya.
Namun, kini model usahanya diubah ke sistem penjualan melalui online.
"Karena kondisi masih pandemi, saya alihkan penjualan melalui lapak online dan alhamdulillah sekarang omzet penjualan online dalam sebulan sudah mencapai Rp 30 juta," kata dia.
Sementara itu, Kepala Pegadaian Syariah Ketapang, Aceh Besar, Novryandi menyebutkan, sejak awal 2021 ini, pihaknya telah menyalurkan pinjaman untuk pembentukan ekosistem ultra mikro sebesar Rp 8 miliar lebih.
Pinjaman modal usaha itu diberikan kepada 425 nasabah usaha mikro yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Aceh Besar.
Pihak Pegadaian memberikan kelonggaran, di mana selama 6 bulan, para nasabah tidak perlu membayar angsuran dan bunga.
Diharapkan program tersebut dapat mewujudkan pemulihan ekonomi masyarakat.
"Sepanjang tahun ini, Pegadaian Syariah Aceh Besar telah menyalurkan modal usaha mikro Rp 8 miliar untuk 425 pelaku usaha kecil di Kabupaten Aceh Besar, untuk membangkitkan ekonomi nasional seperti yang dicanangkan oleh pemerintah," kata Novryandi.
Bangkrut akibat Pandemi, Begini Cara Usaha Batu Giok Aceh Mulai Bangkit - Kompas.com - KOMPAS.com
Klik Disini Lajut Nya
No comments:
Post a Comment