Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dipimpin Menteri Erick Thohir untuk melepas perusahaan-perusahaan BUMN dan anak usahanya ke pasar modal tampaknya sudah sangat matang.
Berdasarkan data Kementerian BUMN, sudah ada rencana 14 perusahaan yang akan melantai hingga beberapa tahun ke depan, lewat mekanisme penawaran umum saham perdana alias initial public offering (IPO).
Perusahaan yang akan dilepas ini berasal dari sejumlah klaster, mulai dari klaster industri energi, minyak dan gas; klaster industri kesehatan; klaster jasa keuangan; klaster industri pangan dan pupuk; klaster jasa telekomunikasi dan media; serta klaster industri mineral dan batu bara.
Berikut daftar lengkap 14 perusahaan BUMN dan anak usaha BUMN yang akan melakukan IPO.
Klaster Energi, Minyak dan Gas
- PT Pertamina International Shipping
- PT Pertamina Geothermal Energi
- PT Pertamina Hulu Indonesia
- PT Pembangkit Listrik Tenaga Uap
- PT Pertamina Hilir
Klaster Industri Kesehatan
- PT Indonesia Healthcare Corporation (Persero)
- PT Bio Farma (Persero)
Klaster Jasa Keuangan
- PT EDC and Payment Gateway
Klaster Industri Pangan dan Pupuk
- PT Pupuk Kalimantan Timur
Klaster Jasa Telekomunikasi dan Media
- PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), anak usaha Telkom
- PT Telkom Data Center, anak usaha Telkom
Klaster Industri Mineral dan Batubara
- PT Inalum Operating
- PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)/Inalum atau MIND ID
- PT Logam Mulia
Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury sebelumnya telah mengatakan kementerian memang merencanakan IPO sebanyak 13-14 BUMN dan anak usahanya hingga 4 tahun ke depan.
"Untuk 2021 akan ada 2, salah satunya adalah Mitratel kemudian adalah PGE [Pertamina Geothermal Energy] dan penggabungan dengan geothermal lainnya dengan PLN dan Geo Dipa," kata Pahala dalam wawancara dengan CNBC Indonesia TV, Rabu (14/4/2021).
Dia menyebut salah satu dari IPO ini nantinya akan menargetkan dana perolehan mencapai US$ 1 miliar atau setara dengan Rp 14,6 triliun (asumsi kurs Rp 14.600/US$).
Sedangkan menurut kabar yang berkembang, IPO perusahaan pembangkit listrik energi terbarukan ini sebelumnya dikabarkan akan bisa menggalang dana setidaknya mencapai US$ 500 juta atau setara dengan Rp 7 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$).
VP Investor Relation PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) Andi Setiawan mengatakan persiapan untuk IPO ini terus dilaksanakan oleh Mitratel dan Telkom.
"Bahwa saat ini kami sedang mempersiapkan IPO Mitratel, dan kami berharap Mitratel sudah siap untuk go public di akhir tahun ini. Adapun untuk timingpelaksanaannya, tentunya kami tetap memperhatikan kondisi pasar," kata Andi beberapa waktu lalu.
Sementara itu PT Pupuk Kaltim, anggota Holding BUMN Pupuk Indonesia, juga merencanakan hal yang sama.
Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi mengatakan ini merupakan bagian dari rencana bisnis perusahaan dalam lima tahun ke depan dimana perusahaan menganggarkan dana belanja modal (capital expenditure/capex) hingga Rp 35 triliun.
"Ada banyak cara bagi sebuah perusahaan mendapatkan sumber pendanaan, tidak terkecuali melalui jalur IPO. Kami di PT Pupuk Kalimantan Timur senantiasa mengkaji berbagai kemungkinan untuk mendapatkan pendanaan perusahaan. Namun yang terpenting bagi kami adalah terus mempertahankan kinerja dan performa bisnis serta tata kelola perusahaan yang baik," kata Rahmad kepada CNBC Indonesia bulan lalu.
Capex ini akan digunakan perusahaan untuk beberapa pengembangan pabrik-pabriknya.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/tas)
Terkuak! Erick Beberkan Nama 14 BUMN-Anak Usaha yang Mau IPO - CNBC Indonesia
Klik Disini Lajut Nya
No comments:
Post a Comment