Rechercher dans ce blog

Monday, July 12, 2021

Kiat Pelaku Usaha Hadapi PPKM Darurat Beradaptasi di Tengah Pandemi (3) - - madiuntoday

Pertahankan Cita Rasa Agar Pelanggan Tak Kecewa Hingga Buat Tarif Delivery Seikhlasnya

MADIUN – Lagi-lagi masih tentang bertahan di tengah pandemi. Mengungkap sisi perjuangan para pelaku usaha agar tetap hidup lewat bidang usaha yang digeluti. Kali ini, cerita itu datang dari para pedagang kaki lima yang berjuang demi bisnisnya agar tak mati suri.

Seperti yang dilakukan salah satu pedagang kaki lima di kawasan Gulun, Dwi Suprapto. Bersama dengan dagangannya yang biasa dikenal dengan nama Sarapan ala Bule, dia berusaha agar tetap bertahan meskipun dalam keadaan serba kesulitan.

“Yang saya jual kan bukan hanya makanan. Tapi suasana saat dine-in dan platting masakan yang menarik. Selama PPKM ini hanya boleh take away, jadi yang saya utamakan ya mempertahankan cita rasa masakan agar pembeli tidak kecewa,” ungkapnya.

Tak hanya itu, dirinya mengaku untuk bertahan di masa pandemi ini, bantuan promosi berbasis online juga sangat membantu agar usahanya terus dikenal banyak orang. Dwi memakai jasa para influencer di Instagram untuk mempromosikan usahanya.

“Selain itu para pedagang juga harus saling membantu. Misalnya antar pedagang membuat menu bundling. Seperti pedagang es campur kerja sama dengan pedagang batagor, yang penting dagangan tetap laris,” pesannya.

Promosi berbasis online juga dilakoni oleh Fitriani. Apalagi, sejak pemilik usaha Donat Moretta yang biasa mangkal di depan kantor BCA Jalan Panglima Sudirman itu tak lagi bisa menggelar dagangannya secara offline.

‘’Sudah sejak Agustus 2020. Selain ada PSBB waktu itu juga suami jatuh sakit. Sehingga, tidak bisa produksi banyak,’’ ungkapnya.

Warga Gang Jambe Nomor 4B itu kini mengandalkan aplikasi Whatsapp sebagai media penjualan. Setiap pagi, dirinya memasang status di aplikasi tersebut. Selanjutnya, pembeli bisa memesan donatnya dan membuat kesepakatan pengambilan. Bisa diambil sendiri atau dengan sistem delivery order (DO).

‘’Untuk DO saat ini tidak ada minimal order. Buat saya yang penting laku dulu. Kondisi yang ada saat ini bukan salah siapa-siapa. Semua sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Kita manusia hanya bisa berusaha,’’ imbuhnya.

Hal serupa juga dilakukan oleh Aulia Mutiara. Owner produk makanan bermerk Su-Won itu juga tidak memberlakukan minimal order dalam sistem DO. Namun, dia memberikan keterangan tarif seikhlasnya bagi pembeli dengan sistem pesan-antar tersebut.

‘’Karena seikhlasnya jadi tidak ada patokan. Tarif DO yang diterima kurir nantinya 100 persen jadi hak kurir,’’ jelasnya.

Menurut Aulia, strategi ini dilakukan tidak hanya untuk menarik minat pembeli. Namun, juga membantu sang kurir yang sebelumnya merupakan korban PHK akibat pandemi Covid-19. ‘’Harapannya, usaha ini semakin dikenal masyarakat dan lebih laku. Sehingga, bisa membantu orang-orang yang membutuhkan pekerjaan,’’ tandasnya. (Nanda/kus/irs/madiuntoday)

Adblock test (Why?)


Kiat Pelaku Usaha Hadapi PPKM Darurat Beradaptasi di Tengah Pandemi (3) - - madiuntoday
Klik Disini Lajut Nya

No comments:

Post a Comment

Modal Kecil, Ini Ide Usaha Handmade dari Bahan Semen ala Warga Laweyan Solo - Solopos.com

[unable to retrieve full-text content] Modal Kecil, Ini Ide Usaha Handmade dari Bahan Semen ala Warga Laweyan Solo    Solopos.com Modal Ke...