Gianyar (bisnisbali.com) – Perekonomian Bali yang paling merasakan dampak pandemi Covid-19 karena sangat dominan bergantung pada sektor pariwisata. Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam acara Gebyar UMKM di Resort Hotel Padma Ubud Payangan Gianyar, Sabtu (15/1) mengatakan, Covid selama 2 tahun lebih memberikan pembelajaran kepada masyarakat dan pelaku usaha di Bali untuk memulai menekuni kegiatan ekonomi yang tak tergantung pada satu sektor.
Diungkapkannya, penting bagi masyarakat di Bali melakukan diversifikasi kegiatan usaha. UMKM yang tadinya sangat tergantung pada satu segmen market atau pasar bisa mengalihkan atau mengembangkan kepada pasar yang lain.
Sri Mulyani juga berharap, pandemi Covid-19 segera teratasi dan ekonomi pulih lagi, sehingga pangsa pasar UMKM akan berkembang. Khususnya di Bali yang ekonominya paling terdampak pandemi, karena peran pariwisata yang sangat dominan.
Pandemi Covid-19 memberi pelajaran, agar Bali mulai melakukan diversifikasi pasar, jangan hanya tergantung pariwisata. Masyarakat Bali yang sangat tergantung kepada sektor pariwisata bisa masuk ke sektor yang lain seperti industri atau bahkan pertanian.
Permintaan pasar dunia saat ini untuk produk pertanian organik sangat tinggi. Bali memiliki potensi besar dengan adanya sistem subak, dan potensi lahan untuk pertanian organik, sebagai potensi diversifikasi. “Dengan berbagai upaya tersebut, UMKM tidak hanya bisa bertahan pada situasi pandemi namun bahkan bisa bangkit kembali,” tegas Menkeu Sri Mulyani.
Sementara itu, pada acara tersebut, Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI menghadirkan 12 pelaku usaha ultra mikro penerima pembiayaan Ultra Mikro (UMi). Kegiatan ini menjadi bagian dari Leaders Offsite Meeting (LOM) Kementerian Keuangan, yang salah satu agenda-nya adalah penyusunan kebijakan strategis dalam rangka mendukung pengembangan UMKM.
Selain penerima UMi, kegiatan ini juga menghadirkan pelaku UMKM binaan instansi vertikal Kementerian Keuangan, sebagai wujud konkret ‘Kemenkeu-Satu” sebagai kolaborasi antar instansi Kementerian Keuangan untuk bersama-sama mendorong pemulihan ekonomi melalui perluasan peluang pemasaran produk UMKM. Saat berkeliling, Sri Mulyani menyaksikan produk UMKM yang digelar menunjukkan produk khas Bali. Mulai dari produk kerajinan seperti anyaman kulit bambu, batok kelapa, tenun ikat dan uang kepeng, produk minyak urut, sampai produk kuliner yaitu kue, arak bali dan kopi. Salah satunya Bali Coffee Warung 63 yang mengangkat kopi hasil petani kopi di Kintamani, Bangli.
Menkeu menyampaikan peran UMKM, termasuk usaha ultra mikro, mencapai 64,2 juta dengan kontribusi sebesar 61,07 persen terhadap PDB Indonesia. Selain itu, UMKM mampu menyerap 97 persen total tenaga kerja dan sekitar 60 persen dari total investasi di Indonesia. *kup
Pelaku Usaha di Bali, Diminta Tak Tergantung pada Satu Sektor – Bisnis Bali - BisnisBali
Klik Disini Lajut Nya
No comments:
Post a Comment