Jaminan Hari Tua alias JHT sedang menjadi sorotan. Pemerintah sebelumnya mengeluarkan aturan baru bahwa JHT baru bisa dilakukan 100% saat umur 56 tahun. Namun saat ini aturan tersebut sedang direvisi atas keinginan Presiden Joko Widodo.
Sesuai dengan aturan yang Permenaker no 2 tahun 2022 sendiri JHT baru berlaku mulai 4 Mei 2022. Artinya, sebelum tanggal tersebut bagi pekerja yang mengalami PHK masih bisa mencairkan saldo JHT-nya tanpa menunggu usia 56 tahun.
Nah mengingat nominal JHT cukup besar, bisa saja dana ini digunakan untuk jadi modal usaha. Perencana keuangan Safir Senduk pun menyatakan sah-sah saja dana JHT digunakan untuk modal usaha. Namun, Safir mengatakan ada cara tersendiri untuk mengelola uang JHT untuk modal usaha.
Dia menyarankan agar uang JHT jangan semuanya dijadikan modal usaha. Sebaiknya uang JHT disisihkan terlebih dahulu sebagai dana darurat dan investasi. Ibarat berperang kedua instrumen itu bisa menjadi tameng.
"Keuangan itu kayak prajurit Romawi, ada pedang di tangan kanan dan tameng di tangan kiri. Dalam keuangan pedangnya itu adalah bisnis dan tamengnya adalah investasi dan simpanan tabungan. Ketika berperang bawa lah dua-duanya," ujar Safir dalam acara d'Mentor detikcom.
Bagaimana pembagiannya? Safir mengatakan apabila tanggungan makin besar maka tameng harus juga makin besar.
Sebagai contoh, misalnya seorang pekerja belum menikah, berhenti bekerja, kemudian mencairkan dana JHT untuk usaha. Menurut Safir orang itu bisa saja menyisihkan uangnya untuk tabungan dan investasi sebagai dana darurat sebanyak 10% sisanya bisa digunakan untuk usaha dan keperluan lain.
"Kalau dia masih single mungkin tamengnya masih cukup lah 10% dari JHT," ujar Safir.
Lain lagi kalau pekerja tersebut ternyata sudah menikah, memiliki lebih dari 1 orang tanggungan di dalam keluarganya. Maka simpanannya jelas harus lebih besar, bisa 3 kali lebih besar bahkan.
"Lain lagi, kalau dia tanggung 1-3 orang sebagai kepala keluarga misalnya, apalagi dia ada cicilan juga. Mungkin sekitar 30-35% yang harus diinvestasikan dan masuk dalam simpanannya atau dijadikan dana darurat," papar Safir.
Paling penting menurutnya adalah saat memulai usaha jangan sampai terlalu nafsu mengeluarkan modal. Dia bilang pilih dulu usahanya, baru uang yang dimiliki disesuaikan angkanya untuk dialokasikan sebagai modal.
Mentang-mentang sedang memegang uang banyak, jangan sampai membuka usaha dengan seluruh uang yang ada. Namun, uang yang ada seharusnya menyesuaikan modal yang dibutuhkan.
"Jangan pilih usaha sesuai saldo dan angka yang kita punya. Kita harus pilih usahanya dulu baru sesuaikan angka modalnya," ujar Safir.
Buka Usaha Apa?
Modal sudah ada, apa usaha yang mesti dibuka? CEO Baba Rafi Enterprise Hendy Setiono mengatakan saat ini sektor yang menjanjikan untuk berbisnis adalah berdagang segala hal yang memenuhi kebutuhan manusia.
Bisnis ini memiliki pasar yang besar dan tidak ada habisnya. Makanan minuman salah satunya.
"Untuk saat ini saya sharing sedikit, sektor riil yang menjanjikan adalah sektor riil yang memenuhi kebutuhan manusia. Misalnya, bisnis makanan FnB dan bisnis-bisnis berbasis kebutuhan sehari-hari itu ada market luas di kalangan masyarakat," ungkap Hendy dalam acara yang sama.
Bocoran tambahan dari Hendy, khusus di bisnis makanan saat ini yang sedang menjadi tren adalah bisnis membuat minuman kekinian. Varian produk minuman menurutnya sedang jadi primadona.
Di sisi lain, apabila mau menjajal bisnis makanan dan minuman yang sedang tren adalah produk yang bisa di-take away. Makanan dan minuman yang dibuka secara dine-in menurutnya sudah tak lagi terlalu banyak menyita perhatian.
Simak Video "Modal Usaha dari JHT"
[Gambas:Video 20detik]
(hal/das)
Siasat Pakai Duit JHT buat Modal Usaha - detikFinance
Klik Disini Lajut Nya
No comments:
Post a Comment