Rechercher dans ce blog

Tuesday, March 22, 2022

Perbaikan Ekonomi Topang Kinerja Dunia Usaha – Bisnis Bali - BisnisBali

INFLASI - Laju inflasi dan kondisi ekonomi global cenderung mempengaruhi nilai tukar rupiah dan pemulihan ekonomi di Indonesia. (foto/eka adhiyasa)

Denpasar (bisnisbali.com) – Ekonomi optimis tumbuh membaik maka dunia usaha akan bangkit dan penyerapan dana bank akan tersalurkan secara positif. Perbaikan kondisi perekonomian secara keseluruhan baik makro dan mikro akan menjadi penopang penting kinerja perbankan. “Ada keoptimisan bila triwulan I ini pertumbuhan ekonomi bisa kembali tumbuh sehingga kinerja perbankan bisa ikut tumbuh,” kata pemerhati perbankan Kusumayani, M.M. di Denpasar baru-baru ini.

Ia menyampaikan, tidak dipungkiri perkembangan ekonomi suatu daerah akan membawa faktor positif bagi kinerja perbankan, begitupula sebaliknya. Begitupula halnya secara nasional, perbankan akan terpengaruh perkembangan ekonomi dalam negeri hingga global. Tetapi perlu diingat saat ini pandemi covid-19 juga melanda secara global.

Disinggung pengaruh ekonomi seperti pergerakan nilai tukar rupiah tak terlalu ada pengaruhnya. Nilai tukar rupiah cenderung terpengaruh kondisi ekonomi global seperti kebijakan The Fed, harga minyak dunia maupun laju inflasi di dalam negeri.

Menurutnya, berbagai perbaikan di indikator ekonomi makro (inflasi, nilai tukar rupiah) tersebut akan meningkatkan kepercayaan diri para pelaku ekonomi. Pelaku ekonomi akan makin menaruh kepercayaan pada pihak perbankan. Produsen akan menaikkan kapasitasnya dan konsumen menaikkan permintaannya. Pertumbuhan kredit perbankan bisa tumbuh positif, sehingga mampu mendukung pertumbuhan ekonomi.

Bila kedua sektor tersebut dapat berkembang, industri perbankan pada 2022 ini masih akan dapat tumbuh positif. Sebelumnya pengamat perbankan dan UMKM, Komang Darsana mengatakan, kondisi perekonomian memang membawa peran penting pada perkembangan perbankan. Tetapi, masa pandemi lalu akan membawa pengaruh pula pada melambatnya pengumpulan dana pihak ketiga (DPK) termasuk penyaluran kredit. Kendati demikian kondisi perbankan masih normal sampai saat ini.

Pemulihan ekonomi global yang berlangsung termasuk di Indonesia dibayangi tiga fenomena utama pada beberapa waktu terakhir. Pertama, normalisasi kebijakan negara maju yang mulai terindikasi dari kenaikan suku bunga AS. Kedua, dampak luka memar yang berpengaruh terhadap pemulihan ekonomi, antara lain terhadap pemulihan di sektor dunia usaha dan upaya transformasi di sektor riil untuk mendorong daya saing dan produktivitas, serta transisi ke ekonomi hijau dan keuangan yang berkelanjutan. Ketiga, ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina yang berdampak pada pemulihan ekonomi global berupa kenaikan harga-harga komoditas global, baik energi dan pangan yang berdampak pada inflasi sejumlah negara.

Dampak lainnya adalah gangguan dalam mata rantai perdagangan global yang memengaruhi distribusi dan volume perdagangan serta pertumbuhan pada ekonomi global, serta pada jalur keuangan dimana terjadi pembalikan arus modal ke aset yang dianggap aman (safe haven asset) sehingga dapat berdampak pada stabilitas eksternal dan nilai tukar.

Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam keterangannya menekankan pentingnya agenda prioritas finance track Presidensi G20 yang dapat berperan dalam mengatasi fenomena tersebut. BI meyakinkan, ekonomi Indonesia akan lebih baik dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan sebesar 4,7-5,5% pada tahun 2022, didukung peningkatan ekspor dan konsumsi rumah tangga. Animo positif juga datang dari investasi serta stimulus dari Pemerintah dan BI.

Senada dengan hal tersebut, Deputi Gubernur BI, Dody B. Waluyo, Doni P. Joewono dan Juda Agung menyampaikan empat solusi yang dapat meredam scarring effect.  Pertama mengatasi masalah realokasi tenaga kerja, kedua realokasi modal, ketiga meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan serta kesiapsiagaan dan pencegahan pandemi, dan keempat memanfaatkan teknologi untuk memperluas literasi digital dan mengatasi hambatan investasi. Selain itu, turut mengemuka dalam diskusi terkait agenda sistem pembayaran, bahwa G20 telah mendorong koneksi sistem pembayaran antar negara yang lebih efisien serta menyoroti perkembangan berbagai aset dan uang digital baik dari sisi potensi manfaat maupun risikonya. *dik

Adblock test (Why?)


Perbaikan Ekonomi Topang Kinerja Dunia Usaha – Bisnis Bali - BisnisBali
Klik Disini Lajut Nya

No comments:

Post a Comment

Modal Kecil, Ini Ide Usaha Handmade dari Bahan Semen ala Warga Laweyan Solo - Solopos.com

[unable to retrieve full-text content] Modal Kecil, Ini Ide Usaha Handmade dari Bahan Semen ala Warga Laweyan Solo    Solopos.com Modal Ke...