Sumber: MSI Consulting
Setiap bisnis memerlukan pencatatan atas keluar masuknya arus kas dengan baik. Pada praktiknya, arus kas akan digunakan untuk berbagai keperluan kegiatan usaha. Salah satunya adalah untuk melakukan pengembangan usaha. Namun, terkadang banyak pengusaha yang kesulitan dalam pengelolaannya. Lalu, bagaimana cara mengelola cash flow usaha agar tetap positif? Berikut penjelasannya.
Pengertian Cash Flow
Sebelum membahas pada pengelolaan laporan arus kas, ada baiknya mengetahui pengertian dari arus kas itu sendiri. Laporan arus kas ini merupakan laporan keuangan yang berisi tentang informasi penerimaan dan pengeluaran kas di sebuah entitas usaha. Menurut PSAK No 2 pencatatan arus kas usaha akan dirangkum dan dilaporkan dalam bentuk Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement). Adapun beberapa transaksi arus kas bisa berasal dari aktivitas operasional, investasi dan pendanaan dalam periode tertentu.
Sumber Gambar: Invoicera
1. Aktivitas Operasional (Operating Activities)
Transaksi arus kas ini berasal dari aktivitas operasional perusahaan. Misalnya seperti transaksi penjualan barang dan jasa, pembelian bahan baku, pembelian perlengkapan yang masa umurnya kurang dari satu tahun, utang dan piutang dagang, dan beban operasional lainnya.
2. Aktivitas Investasi (Investing Activities)
Transaksi arus kas ini berasal dari aktivitas investasi seperti pembelian aset yang memiliki umur lebih dari satu tahun. Penambahan kas karena penjualan aset maupun pengurangan kas karena pembelian termasuk ke dalam arus kas dari aktivitas investasi.
Selain itu, transaksi lain yang juga termasuk dalam aktivitas investasi adalah berupa tabungan deposito. Bunga hasil dari deposito termasuk pada penambahan arus kas dari aktivitas investasi. Sedangkan biaya administrasi yang harus dikeluarkan termasuk ke dalam pengurangan kas dari aktivitas investasi.
3. Aktivitas Pendanaan (Financing Activities)
Transaksi arus kas ini berasal dari aktivitas pendanaan seperti penambahan modal perusahaan. Contoh lainnya dari aktivitas arus kas ini adalah penerimaan dana dari utang bank atau obligasi maupun penerbitan saham.
Biasanya pada Financing Activities ini, sumber dana berasal dari pihak luar perusahaan. Tujuanya adalah untuk menambah jumlah kas masuk untuk aktivitas perusahaan. Biasanya transaksi ini dilakukan ketika perusahaan akan melakukan ekspansi bisnis dalam waktu dekat.
Metode Pelaporan Arus Kas
Adapun pelaporan arus kas yang digunakan oleh perusahaan ada dua metode pelaporan:
1. Metode Langsung
Metode ini digunakan dengan cara mengelompokkan setiap transaksi arus kas ke dalam beberapa kategori. Sebagai contoh, dalam aktivitas operasional perusahaan, terdapat kelompok akun seperti utang, piutang, keuntungan, biaya produksi dan sebagainya. Informasi yang disajikan pun lebih lengkap dan detail. Metode ini biasanya lebih mudah untuk dipahami dan sangat membantu dalam pengambilan keputusan usaha.
Dalam penggunaan metode ini memerlukan pencatatan dalam buku kas bank dan buku kas kecil dalam setiap periode. Selanjutnya ketika di akhir periode, akan dilakukan rekonsiliasi antara buku kas bank, rekening koran, buku check atau buku kas kecil.
2. Metode Tidak Langsung
Tidak seperti metode langsung, dalam metode ini lebih menitik beratkan kepada perbedaan laba bersih dan arus kas dari aktivitas operasi. Dengan kata lain metode ini lebih menunjukkan hubungan antara laporan keuangan laba rugi, neraca, dan arus kas (cashflow). Dalam metode ini arus kas, arus kas investasi dan arus kas pendanaan disusun berdasarkan laporan laba rugi dan neraca.
Sumber Gambar: Payu
Cara Mengelola Cash Flow
1. Buat Jurnal Harian
Sebagai pengusaha, sebaiknya catat setiap transaksi yang terjadi pada perusahaan. Termasuk pencatatan terhadap arus kas yang keluar dan yang masuk. Untuk memudahkan pencatatan, gunakanlah buku kas dan jurnal harian. Semakin detail maka akan semakin bagus. Dengan pencatatan tersebut akan lebih memudahkan dalam mengkategorikan jenis pengeluaran dan pemasukan seperti apa yang terjadi.
Di sisi lain, penambahan arus kas tidak selalu dari hasil penjualan produk, tetapi bisa juga berasal dari penjualan aset yang sudah tidak terpakai. Begitupun arus kas yang keluar tidak selalu untuk biaya produksi barang, tetapi bisa untuk kebutuhan renovasi atau maintenance.
2. Buat Laporan Arus Kas Setiap Periode
Setelah dibuat jurnal harian, langkah selanjutnya adalah membuat laporan arus kas. Laporan tersebut biasanya dibuat secara periodik. Bisa dilakukan seminggu sekali, atau pun sebulan sekali. Dengan begitu, setiap transaksi pun bisa terangkum dan terkontrol. Penyusunan laporan keuangan yang tersusun rapi akan memudahkan untuk dievaluasi.
3. Evaluasi Arus Kas Secara Berkala
Langkah selanjutnya setelah membuat laporan arus kas adalah melakukan evaluasi secara berkala. Berdasarkan data-data dari laporan arus kas akan bisa ditarik kesiumpulan bagian mana saja yang perlu diperbaiki. Dengan demikian akan membantu dalam pengambilan keputusan untuk langkah selanjutnya.
Sumber Gambar: Jurnal
Cara Meningkatkan Kas Masuk (Cash In-Flow)
1. Gunakan Tingkat Prioritas
Dalam pengelolaan cash flow ada baiknya mengunakan tingkat prioritas secara tepat. Setiap transaksi terutama transaksi pengeluaran akan berpengaruh pada kondisi arus kas. Untuk itu, pilihlah pengeluaran yang memiliki dampak yang lebih besar terhadap perkembangan bisnis. Sahabat usaha bisa memulai dengan melakukan perencanaan pengeluaran sebelum pengambilan keputusan.
Kemudian dari perencanaan tersebut bisa ditentukan transaksi mana yang perlu didahulukan dan mana yang bisa ditunda. Dengan perencanaan dan penentuan tingkat prioritas akan membantu menekan pengeluaran yang sekiranya tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan usaha.
2. Hitung Biaya Produksi dan Total Pengeluaran
Hitung total biaya produksi untuk menentukan harga jual dengan tepat. Untuk menghindari kesalahan dalam perhitungan, ada baiknya mencatat semua biaya yang terkait dengan kegiatan produksi. Setelah mendapatkan total biaya, selanjutnya tentukan besaran keuntungan yang diinginkan.
Jangan lupa untuk meriset pasar terlebih dahulu dalam penentuan harga jual yang sesuai. Dari perhitungan tersebut maka akan didapatkan nilai jual wajar yang akan ditetapkan pada setiap produk yang dikeluarkan. Cara ini akan membantu dalam menghindari kesalahan dalam perhitungan harga jual. Tujuannya adalah untuk menambah jumlah arus kas dari hasil keuntungan yang didapatkan.
3. Gunakan Strategi Product Bundling
Pada strategi pemasaran biasanya akan ditemukan istilah product bundling. Strategi ini dilakukan dengan cara menggabungkan dua atau lebih produk dalam satu paket penjualan. Strategi ini termasuk pada strategi win win solution. Di kedua pihak, baik di sisi konsumen maupun perusahaan saling diuntungkan. Biasanya harga yang ditetapkan pada konsumen akan lebih rendah dari harga normal.
Konsumen yang tadinya hanya akan membeli satu produk jadi membeli paket produk dengan beberapa produk gabungan. Dengan demikian, jumlah produk yang dijual pun akan lebih banyak dan dapat mendongkrak keuntungan penjualan kita.
4. Buat Penawaran Lebih Tinggi
Untuk menambah jumlah kas masuk lainnya adalah dengan menjual produk dengan harga yang lebih tinggi. Strategi ini bisa digunakan dengan cara melakukan diferensiasi produk. Misalnya dengan menambah ornamen khusus seperti packaging premium, bonus, maupun pelayanan khusus. Memberikan harga yang lebih tinggi maka akan berbanding lurus dengan penambahan arus kas masuk dari keuntungan penjualan.
5. Lakukan Strategi After-Sales
Biasanya kebanyakan pengusaha jarang yang melakukan follow up konsumen secara berkala & tersistem. Padahal, strategi ini memungkinkan para konsumen untuk melakukan repeat order terhadap produk kita. Misalnya strategi yang bisa diterapkan adalah seperti memberikan produk gratis setelah pembelian ke 10. Strategi ini akan mendorong para pelanggan untuk melakukan pembelian secara berulang.
Strategi dalam meningkatkan traffic penjualan seperti ini juga akan berpengaruh pada kondisi arus kas. Semakin tinggi tingkat penjualan maka akan semakin banyak arus kas yang akan masuk.
6. Kurangi Penambahan Aset
Pembelian aset yang sekiranya tidak memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan bisnis sebaiknya tidak dilakukan atau dikurangi. Melakukan pembelian berarti akan menggerus saldo kas yang ada. Apalagi jika aset yang dibeli harganya lumayan mahal. Alih-alih bisa untung, malah membuat defisit arus kas yang ada.
7. Pastikan Piutang Tertagih
Untuk menambah arus kas masuk, sumber transaksi lainnya adalah berasal dari piutang. Semakin banyak piutang yang tertagih maka akan semakin banyak kas yang masuk. Dana tersebut bisa digunakan untuk membantu pengembangan usaha dan aktivitas usaha lainnya. Untuk itu, perlu pengelolaan piutang dengan baik. Bisa dimulai dengan pencatatan nominal piutang sampai dengan jadwal penagihan. Semakin cepat waktu penagihan maka akan semakin baik untuk arus kas.
8. Maksimalkan Waktu Pembayaran Utang
Pada dasarnya, utang merupakan kewajiban yang harus dibayarkan. Namun, jika situasi perusahaan dalam keadaan krisis, mintalah tangguhan pembayaran utang tersebut. Dengan memanfaatkan tempo maksimal pembayaran utang, akan memberikan ruang kepada perusahaan untuk menagih piutang. Pada masa perpanjangan masa pembayaran juga memberikan kesempatan kepada pengusaha untuk memutar kembali uang tersebut menjadi modal tambahan untuk operasional produksi.
Nah, itulah pemaparan mengenai pengertian arus kas dan beberapa cara untuk mengontrol arus kas. Dari penjelasan di atas bisa disimpulkan bahwa kondisi arus kas dipengaruhi dari beberapa aktivitas bisnis. Penambahan dan pengurangan arus kas tidak selalu berasal dari aktivitas operasional saja tapi bisa berasal dari aktivitas lainnya. Namun, yang jelas perlu pencatatan yang baik untuk bisa mengontrol arus kas yang keluar dan masuk. Dibutuhkan beberapa strategi untuk bisa mempertahankan kondisi arus kas tetap positif.
Tips Mengelola Cashflow Usaha Agar Tetap Positif – UKM Indonesia - UKM Indonesia
Klik Disini Lajut Nya
No comments:
Post a Comment