TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah sektor usaha diperkirakan masih bertahan di tengah ancaman resesi 2023. Ekonom-ekonom dalam negeri melihat sektor yang akan bertahan ini adalah yang mengandalkan pasar domestik.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal menyarankan pengusaha untuk memaksimalkan pasar domestik di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia. Agar bisa bertahan, Faisal melanjutkan, para pengusaha perlu mempertahankan volume bisnis penjualannya.
Caranya dengan tidak terlalu cepat mengambil untung. "Yang penting bisnis bisa survive walaupun marginnya itu tipis," ucapnya, Ahad, 16 Oktober lalu.
Berikut ini sektor-sektor usaha yang diramalkan bertahan di tengah gejolak ekonomi.
1. Telekomunikasi hingga kesehatan
Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Alexandra Askandar mengatakan sejumlah sektor usaha masih akan bertahan di tengah ancaman resesi 2023. Karena itu, bank pelat merah ini percaya diri penyaluran kredit tahun depan mampu dioptimalkan.
"Melalui strategi mendorong pertumbuhan kredit pada sektor sektor yang kami nilai masih cukup resilient, antara lain sektor telekomunikasi, sektor makanan dan minuman, serta juga jasa kesehatan," ujar dia saat konferensi pers secara daring, Rabu, 26 Oktober 2022.
Untuk menghadapi dampak resesi terhadap kualitas kredit, Bank Mandiri telah memetakan sektor-sektor bisnis yang kuat menghadapi tekanan ekonomi itu. Selain mendorong kucuran kredit ke sektor-sektor itu, strategi pembiayaan dalam menghadapi resesi kata Askandar juga akan memerhatikan sektor bisnis berdasarkan wilayahnya. Misalnya fokus terhadap sektor makanan dan minuman di provinsi yang menghasilakan komoditas khusus dan berpotensi tumbuh lebih baik.
"Dengan strategi dimaksud kami berharap kredit Bank Mandiri bisa terus terjaga positif dan juga kualitas aset dapat terkendali dengan baik," ujar Askandar.
Baca: Ancaman Resesi 2023 dan Krisis 2008, Faisal Basri Paparkan Perbedaan Kondisinya
2. Makanan dan minuman
Senada dengan Mandiri, Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menuturkan sektor usaha yang bertahan di tengah resesi adalah makanan dan minuman atau FnB (Food and Beverage). Pasalnya, sektor ini berkaitan dengan kebutuhan dasar sehingga relatif imun terhadap resesi. Tetapi, kata Bhima, FnB yang berbasis panganan lokal bisa lebih bertahan dibanding makanan yang konten bahan baku impornya besar. Sebab resesi dapat berimbas pada terhambatnya pasokan komoditas impor.
3. Perawatan wajah dan kosmetik
Bhima mengatakan ada sejumlah sektor usaha yang paling bisa bertahan di tengah resesi 2023. Salah satunya, usaha kosmetik atau perawatan tubuh. "Ada kecenderungan bahkan pada saat krisis pandemi terjadi booming skincare, saat ini tren itu masih terjadi ditambah mobilitas sudah mulai longgar," ujarnya saat dihubungi Tempo, Rabu, 12 Oktober 2022. Terlebih menurut Bhima, resesi justru membuat masyarakat lebih memperhatikan penampilan tubuh.
4. Teknologi dan informasi
Kemudian sektor lainnya yang kuat bertahan menghadapi resesi adalah sektor pendukung informasi dan komunikasi seperti data center, artificial intelligence (AI), dan cloud computing. Bhima menilai sektor tersebut tetap bertahan meski ada musim winter startup. Sebab, menurut Bhima, arah digitalisasi ke depan adalah mempercepat adaptasi perusahaan tradisional dengan dukungan sistem digital.
5. Usaha konsultasi hingga perencana keuangan
Sektor yang akan bertahan selanjutnya adalah usaha konsultasi atau perencana keuangan, khususnya konsultan pengatur keuangan rumah tangga selama resesi. Selain itu, usaha konsultasi psikologis atau mental health pun dinilai kuat karena banyaknya pekerja yang stres akibat tekanan pekerjaan dan korban pemutusan hubungan kerja (PHK).
6. Sektor usaha yang mengandalkan pasar domestik
Direktur Eksekutif CORE Mohammad Faisal menilai perekonomian Indonesia yang mengandalkan pasar domestik masih cukup kuat walau dunia terancam resesi pada 2023. Prediksi tentang ancaman krisis ekonomi itu sebelumnya disorot sejumlah lembaga internasional.
"Jadi untuk bisnis-bisnis yang masih mengandalkan pasar domestik, saya rasa masih relatif aman," ujar Faisal saat dihubungi Tempo pada Ahad, 16 Oktober 2022.
Sebaliknya, bisnis yang mengandalkan perdagangan ekspor-impor akan terpengaruh tekanan ekonomi global. Aktivitas perdagangan di sejumlah negara maju yang akan melemah diperkirakan bisa mempengaruhi perdagangan di negara berkembang yang ekonominya tergantung pada ekspor-impor.
ARRIJAL RACHMAN | RIANI SANUSI PUTRI
Baca juga: Bos Bank Mandiri Prediksi Ekonomi Kuartal III - 2022 Tumbuh 6,11 Persen
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
Sederet Sektor Usaha yang Diramalkan Bertahan di Tengah Ancaman Resesi 2023 - Bisnis Tempo.co
Klik Disini Lajut Nya
No comments:
Post a Comment