"Pengembangan usaha dilakukan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal sesuai dengan target penjualan yang telah direncanakan," kata Kepala DKUPP Kota Probolinggo Fitriawati di kota setempat.
Menurutnya pengembangan usaha pada saat ini juga bukanlah tentang jumlah produksi oleh UMKM, tetapi mengarah pada hal yang lebih kompleks seperti bentuk pengemasan, pelayanan pada pelanggan, promosi, pemasaran, manajemen keuangan dan usaha pendanaan, proses pendanaan dan hal lainnya.
"Di Kota Probolinggo sampai saat ini terdapat 19.753 UMKM, namun jumlah yang banyak itu berbanding terbalik dengan peningkatan UMKM yang naik kelas dari mikro menjadi kecil," tuturnya.
Ia mengatakan pada tahun 2021 hanya mencapai 0,2 persen, sehingga hal itu menjadi tantangan Pemkot Probolinggo dalam menerapkan strategi pengembangan usaha yang benar sesuai kebutuhan UMKM.
Berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah kota dalam pengembangan UMKM pun dirasa kurang tanpa masukan dari pemangku kepentingan yang lain.
"Kami sudah mengadakan sosialisasi, pelatihan, fasilitasi pembiayaan, namun untuk lebih menguatkan kembali kami bekerja sama dengan UPT Pelatihan Jatim dan Kampus UMKM Shopee Malang," katanya.
Ia menjelaskan DKUPP menggandeng UPT Pelatihan Jawa Timur dan Kampus UMKM Shopee Malang, sehingga nantinya seluruh peserta yang hadir diajak untuk memasuki "waktu inkubasi" bersama shopee, selanjutnya diberikan pelatihan selama sebulan secara gratis bagaimana cara mengembangkan usaha mereka.
"Kami sangat beruntung karena biasanya pemateri mengisi acara melalui daring, namun saat ini alhamdulillah para pemateri bisa hadir secara tatap muka untuk memberikan bimbingan teknis kepada peserta UMKM," ujarnya.
DKUPP Kota Probolinggo fasilitasi 120 UMKM untuk kembangkan usaha - ANTARA Jawa Timur
Klik Disini Lajut Nya
No comments:
Post a Comment