Rechercher dans ce blog

Saturday, December 17, 2022

Tunggu saat yang Tepat untuk Bangkit, Kisah Sejumlah Pemilik UMKM yang Ambruk - Radar Solo

RADARSOLO.ID – Badai pandemi Covid-19 meluluhlantakkan banyak sektor. Termasuk sebagian UMKM. Ada yang bertahan, bangkit, dan tidak sedikit terpaksa banting stir menekuni pekerjaan lain. Di antaranya Suparjo Santoso.

Siang itu, pria 55 tahun tersebut mengeluarkan banyak tenaga untuk mengaduk campuran semen, pasir, dan air di proyek pembangunan perumahan di Wonorejo, Karanganyar.

Adukan semen lantas dimasukkan ember dan dibawa masuk ke rumah yang sedang dia bangun bersama teman-temannya.

Selama delapan bulan terakhir, Suparjo menjadi tukang bangunan. Sebelumnya, bapak tiga anak ini merupakan pemilik usaha pembuatan dan penjualan mebel. Usahanya bangkrut saat pandemi melanda Indonesia awal Maret 2020.

Parjo, sapaan akrabnya, pernah memiliki kios di kawasan Kalioso. “Ya dulu punya kios. Pekerja ada enam orang. Empat orang bagian produksi, dua orang jaga kios, melayani pembeli di toko, atau kirim barang,” ungkapnya.

Bisnis mebel digeluti Parjo lebih dari separo hidupnya. Meneruskan usaha sang ayah. “Bapak punya dua anak. Saya anak pertama, adik saya perempuan. Bapak sudah sepuh, saya yang gantikan (jualan mebel). Mulai dari produksi, sampai penjualan. Produknya macam-macam. Mulai dari kursi, meja ruang tamu, dan lemari. Kiosnya di Kalioso, Sragen. Pabriknya masuk kampung, daerah Gemolong. Saya dulu beli gudang untuk tempat produksinya,” beber dia.

Awal pandemi, usaha mebel Parjo belum terdampak. Tapi akhir 2020, mulai surut. Awal 2021, sama sekali tidak ada yang beli produk mebelnya. Mayoritas konsumen Parjo berasal dari Jepang, Jerman, Italia, dan Malaysia. Sekali kirim menggunakan kontainer, bisa 30-50 unit mebel.

“Waktu pandemi, impor mebel berhenti total. Pembeli lokal juga sepi banget. Bisa jual satu set meja kursi, sudah Alhamdulillah,” ingatnya.

Strategi promosi, dan potongan harga tidak mempan mendongkrak produknya. Begitu pula dengan bantuan dari pemerintah untuk UMKM. “Permasalahan saya dulu itu bukan di produksi, tapi penjualan. Jadi sama saja, mau dikasih modal berapa pun, percuma. Bisa produksi, tapi tidak bisa dijual,” tandasnya.

Puncaknya, pada April 2021, anak ketiga Parjo butuh uang cukup banyak untuk masuk perguruan tinggi. Padahal usahanya sedang seret. Dia lalu menjual gudang produksi mebel miliknya. “Sempat berpikir (gudang) dijadikan anggunan di bank. Tapi saya takut tidak bisa membayar cicilannya,” ucapnya.

Tak lagi punya tempat produksi, membuat usaha mebel Parjo ikut berhenti. Dia terpaksa memecat semua karyawannya. Di tengah kondisi serbasulit tersebut, ada tetangga yang mengajak Parjo kerja sebagai buruh bangunan.

Apakah berencana kembali menjadi pengusaha mabel? Parjo mengaku belum punya ke arah itu. “Saya tanya-tanya teman yang masih jualan mebel, belum ada peningatan penjualan. Makanya mau buka usaha lagi ragu-ragu,” tutur dia.

Tak jauh berbeda dialami Ekky Puji Lestari. UMKM di bidang pembuatan lilin untuk suvenir pernikahan, mletre.

“Waktu pandemi dilarang ada resepsi hajatan. Otomatis tidak ada yang butuh suvenir. Selama dua tahun, blas tidak ada order,” ujar warga Kampung Gabundan, RT 03 RW 08, Kelurahan Joyosuran, Kecamatan Pasar Kliwon.

Ekky putar otak agar usaha yang telah dirintis selama 12 tahun bisa bertahan. Pilihan sulit dijalankan. Mengurangi jumlah karyawan, dari sepuluh orang, hanya disisakan tiga orang.

“Intinya tetap promosi. Tidak ada yang beli tidak masalah. Biar orang tahu kalau kita masih produksi,” ungkap dia.

Seiring menurunnya kasus pandemi, pesanan suvenir mulai berdatangan. Meskipun jumlahnya tak sebanyak sebelum pandemi. “Ya Alhamdulillah. Kalau pesanan tidak sampai 100 buah, saya handle sendiri. Kalau lebih dari itu, baru saya minta tolong tiga karyawan saya. Sering juga diajak pameran. Tidak hanya di Solo, tapi juga luar kota. Jadi bisa sekalian promosi dan jualan,” beber Ekky. (atn/wa)

Adblock test (Why?)


Tunggu saat yang Tepat untuk Bangkit, Kisah Sejumlah Pemilik UMKM yang Ambruk - Radar Solo
Klik Disini Lajut Nya

No comments:

Post a Comment

Modal Kecil, Ini Ide Usaha Handmade dari Bahan Semen ala Warga Laweyan Solo - Solopos.com

[unable to retrieve full-text content] Modal Kecil, Ini Ide Usaha Handmade dari Bahan Semen ala Warga Laweyan Solo    Solopos.com Modal Ke...