Sermier di tangan Eri Patmini mampu naik kelas. Warga Desa Uteran, Geger, itu mampu menghasilkan makanan tradisional tersebut dengan aneka varian rasa. Pun, produknya kini telah merambah luar daerah, bahkan luar negeri.
———-
PULUHAN singkong dan wortel yang sudah terkupas bersih itu dimasukkan ke mesin penggiling. Setelah halus, Eri Patmini mencampurkan bumbu-bumbu seperti garam, bawang, gula merah, dan beberapa jenis rempah lainnya ke adonan tersebut.
Kemudian, adonan diuleni secara manual dengan tangan sampai kalis. Setelah itu, dikukus hingga matang. ‘’Jika sudah dingin, dicetak, lalu dijemur di papan anyaman bambu sampai kering. Setelah itu, baru digoreng,’’ papar perempuan 41 tahun tersebut.
Sudah 11 tahun Eri menekuni usaha sermier bermodal resep warisan keluarga. ‘’Usaha ini awalnya dikelola ibu mertua sejak 1990-an. Sayang kalau tidak diteruskan,’’ ucap warga Desa Uteran, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, itu.
Seiring perkembangan teknologi, selain pemasaran konvensional, Eri kini juga memanfaatkan media sosial untuk mengenalkan sermier buatannya. Pun, kemasan produk dirancang menarik untuk menjaring minat calon pembeli. ‘’Hampir setiap hari posting (di medsos),’’ ujarnya. ‘’Mulai produksi sampai pemasaran saya tangani sendiri,’’ imbuhnya.
Agar tidak ketinggalan zaman, Eri juga berinovasi membuat sermier dengan aneka varian rasa. Mulai original, pedas manis, wortel, bayam, hingga wijen. Pun, produk sermiernya kini telah menembus beberapa toko oleh-oleh. ‘’Pesanan datang dari berbagai daerah seperti Batam, Samarinda, bahkan Hong Kong dan Taiwan,’’ ungkapnya. (mg3/isd)
Eri Patmini Belasan Tahun Eksis dengan Usaha Sermier - Radar Madiun
Klik Disini Lajut Nya
No comments:
Post a Comment