REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Digitalisasi pemasaran oleh pelaku UMKM di Indonesia semakin masif akibat pandemi Covid-19 mulai berbuah positif. Terbukti, hasil penjualan barang/jasa pelaku UMKM yang melakukan pemasaran online (daring) lebih baik dibanding pengusaha yang memasarkan secara lansung / offline (luring).
Perbaikan kondisi pelaku UMKM ini terlihat dari Indeks UMKM atau BRI Micro & SME Index (BMSI) edisi kuartal I/2021. Indeks besutan BRI ini menunjukkan, ada 34,1 persen pelaku usaha daring yang meningkat hasil usahanya dibandingkan kuartal sebelumnya (Q4-2020).
Pada saat yang sama, hanya 26,5 persen UMKM luring yang membaik usahanya dibanding kuartal 4 2020. Selain itu, survey BMSI juga menyampaikan bahwa pelaku UMKM yang menurun pendapatan usahanya dalam 3 bulan terakhir adalah dari kalangan pelaku usaha luring (offline), sebesar 3.9 persen lebih tinggi daripada pelaku usaha daring di 40,7 persen.
Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengungkapkan bahwa secara umum aktivitas penjualan pelaku UMKM daring lebih tinggi dibandingkan dengan yang luring. “Bahkan beberapa sektor usaha sudah memiliki BMSI diatas ambang batas 100 (optimistis), seperti pertanian dan industri pengolahan dan pertambangan,” ujar Aestika.
Hal ini terlihat salah satunya pada pelaku UMKM daring sektor industri pengolahan dan pertanian yang meningkat di atas ambang 100 pada kuartal I/2021. Pada sektor pengolahan, BMSI pelaku UMKM daring ada di posisi 101,8. Lebih lanjut pada sektor pertanian yakni di level 101,2.
Indeks UMKM Kurtal I, Pelaku Usaha Daring Pulih Lebih Cepat - Republika Online
Klik Disini Lajut Nya
No comments:
Post a Comment