Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan 46,4 persen responden penerima Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM) atau bantuan langsung tunai (BLT) Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menggunakan dana tersebut untuk membayar utang usaha.
Hal ini berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Jumlah responden yang mengikuti survei ini sebanyak 9.852 orang.
"Survei ini dilakukan TNP2K pada Februari 2021 lalu," ucap Sri Mulyani dalam Webinar Mid Year Economic Outlook, Rabu (7/7).
Sementara, 98,99 persen responden menggunakan dana dari BPUM untuk keperluan usaha. Dana yang digunakan rata-rata Rp1,7 juta.
Selain itu, 96 persen responden menggunakan bantuan pemerintah untuk membeli bahan baku. Lalu, 66,3 persen menggunakan untuk membayar atau sewa alat produksi dan 38,2 persen untuk membayar pekerja.
Sebelumnya, TNP2K juga sempat melakukan survei bersama Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada Desember 2020 lalu. Survei ini diikuti oleh 1.261 usaha mikro dan 93 informan lainnya.
Hasilnya, 69 persen responden mengetahui program BPUM. Lalu, lebih dari 60 persen penerima BPUM tak memiliki cadangan kas lebih dari 10 hari.
"Jadi BPUM berikan cash buffer," imbuh Sri Mulyani.
Untuk penggunaannya, 88,5 persen dana dari BPUM digunakan untuk membeli bahan baku, 23,4 persen untuk membeli atau menyewa alat produksi, dan 22,8 persen untuk konsumsi.
Sebagai informasi, pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp15,36 triliun untuk BPUM. Dana itu dicairkan untuk 12,8 juta usaha mikro.
Realisasi pencairan dana tersebut baru Rp11,76 triliun per Juni 2021 lalu. Bantuan telah diberikan kepada 9,8 juta pelaku usaha mikro.
Dengan demikian, masih ada sisa Rp3,6 triliun yang akan segera digelontorkan pemerintah. Hal ini khususnya pada masa PPKM darurat 3 Juli-20 Juli 2021.
(aud/sfr)Survei: Penerima Pakai BLT UMKM Buat Bayar Utang Usaha - CNN Indonesia
Klik Disini Lajut Nya
No comments:
Post a Comment