Ibu Ida salah satu pelaku usaha keripik pisang di gang PU, Kota Bandar Lampung yang merugi berjualan selama masa pandemi dan PPKM. Foto
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Sudah bukan rahasia umum lagi jika kota Bandar Lampung terkenal dengan keripik pisang nya yang menjadi makanan oleh-oleh khas daerah Lampung.
Namun semenjak badai pandemi covid-19 muncul dan PPKM diberlakukan itu semua merubah keadaan para pelaku usaha di bidang kuliner keripik pisang yang berjualan di sepanjang gang PU.
Pelaku usaha keripik pisang, Ibu Ida (38) merupakan satu dari sekian pedagang keripik pisang di jalan Pagar Alam atau lebih dikenal gang PU Segala Mider, Tanjung Karang Barat yang terkena imbas nyata pandemi dan PPKM. Jual nya yang bernama "zom-zom familiy" menjadi saksi nyata kejam nya dampak pandemi dan PPKM bagi usahanya.
Selama dua tahun berjualan di masa pandemi dirinya mengatakan jika omset penjualan menurun secara drastis hingga 50 persen lebih. Ia juga harus menerima jika ada keripik yang harus dibuang jika tidak laku karena sudah terlanjur kadaluarsa.
"Selama pandemi ini pendapatan turun sampai 50 persen lebih. Sebelum pandemi satu bulan nya saya bisa dapat 10 juta tapi karena kondisi kayak segini sebulan tidak dapat segitu paling besar 200 ribu di masa pandemi. Terus juga karena pembeli sepi, ada keripik pisang yang harus dibuang terutama yang rasa-rasa karena cuma tahan 2 minggu," ucap Ida saat ditemui di tempat usahanya, Rabu (25/8/2021).
Tidak hanya itu, ia juga terpaksa memberhentikan 4 karyawan yang dipekerjakan di tempat usahanya karena tidak sanggup membayar gaji mereka disebabkan pendapatan yang tak menentu.
Demi membantu usahanya agar tidak gulung tikar, Ibu ida bersama suaminya memutar otak untuk membuka usaha lain selain keripik pisang yaitu menjual sembako di sebelah tempat usaha keripik pisang miliknya.
Usaha sembako miliknya dibangun dengan membagi dua tempat usaha keripik pisang miliknya. Sekarang di satu tempat yang sama bu Ida menjual keripik dan sembako secara bersamaan.
"Kalau mengandalkan pemasukan dari jualan keripik aja gak ke tolong, makanya saya dan suami membuka usaha lain yaitu usaha sembako untuk bisa dapat penghasilan. Ini juga kami buka baru, baru hampir 1 bulan ini," ucapnya.
Ia pun berharap kepada pemerintah untuk menyudahi PPKM dan membuka kembali pintu masuk bagi para pengunjung dari luar Lampung karena mereka menjadi sumber penghasilan bagi jualan miliknya
"Ya semoga ini cepat berhenti, kembali normal dan jangan ditutup-tutup lagi akses masuk ke Lampung, karena pendatang dari luar kota kan jadi aset kita untuk mendapat penghasilan, sebab mereka biasa membeli dengan jumlah yang cukup banyak sebagai oleh-oleh," terangnya.
Hal pahit juga dirasakan oleh Anwar (46) yang membantu usaha keripik pisang milik adiknya di gang PU bernama "keripik pisang alibaba" dimana dirinya harus menelan pil pahit karena menurut nya pendapatan dari hasil penjualan keripik selama masa pandemi dan PPKM bahkan dalam satu hari penuh dagangnya bisa tidak laku alias buntung.
"Kalau untuk penjualan ini ya turun drastis. Apalagi sejak PPKM gini hampir turun 80 persen yang hilang. PPKM sangat berpengaruh, hampir bangkrut malah," ujarnya.
Ia juga mengakui bahwa berjualan di masa pandemi merupakan masa tersulit untuk berjualan keripik sejak mulai berjualan keripik pisang tahun 2014. Perbandingan sangat terasa sebelum pandemi hingga masa pandemi covid-19.
"Dulu waktu normal bisa dapat 5-6 juta sebulan, tapi kondisi kacau begini 500 ribu sebulan tidak sampai. Hampir tidak ada yang beli," ucapnya.
Ia sudah tidak hirau dengan perkara PPKM yang terus diperpanjang. Dirinya hanya berharap agar covid-19 cepat menghilang dan keadaan kembali pulih seperti biasa.
"PPKM mah masih begini-begini aja. Ke depan setelah tanggal 30 Agustus diperpanjang lagi sama pemerintah kita gak tau. Mau gak mau ikut aturan pemerintah kalau kayak begini. Saya cuma berharap penyakit ini cepat hilang supaya semua kembali normal," tutupnya. (*)
Akibat Pandemi Covid-19, Omzet Pelaku Usaha Keripik Pisang Anjlok - Kupastuntas.co
Klik Disini Lajut Nya
No comments:
Post a Comment