Salah satu tantangan dalam menjalankan usaha mikro kecil dan menengah adalah membangun motivasi dan arah usaha. Banyak pelaku UMKM yang sudah menjalankan usahanya bertahun-tahun, tetapi tidak mengalami pertumbuhan usaha yang signifikan. Masalah ini sebenarnya bukan berasal dari ketidakmampuan mereka dalam berinovasi, tetapi kurang jelasnya arah pengembangan usaha itu sendiri.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Survei Ekonomi Nasional (Susenas) pada tahun 2016, pelaku UMKM yang memiliki rencana ekspansi bisnis hanyalah 36% saja. Angka ini menunjukkan rendahnya keinginan untuk mengembangkan usaha. Kondisi ini yang seharusnya menjadi indikator awal bahwa sahabat wirausaha harus terlebih dahulu membangun motivasi untuk mengembangkan usaha.
Ketika sahabat wirausaha sudah memiliki motivasi, kunci berikutnya adalah menentukan arah pengembangan usaha. Arah pengembangan usaha ini yang kemudian menjadi tujuan atau target dari pelaksanaan usaha sahabat wirausaha ini sendiri. Perlu diperhatikan bahwa target yang akan dibahas dalam tulisan ini bukanlah target yang bersifat operasional seperti target pemasaran atau target produk. Akan tetapi, target yang kemudian didiskusikan dalam artikel ini adalah target yang bersifat strategis yaitu target perkembangan usaha. Target ini menjadi dasar dari target-target operasional lainnya.
Target usaha sebenarnya dapat diturunkan dalam beberapa bentuk seperti visi dan misi usaha. Visi dan misi merupakan sebuah gambaran mengenai rencana dan target yang diinginkan oleh pemilik usaha terhadap usahanya. Dengan memiliki visi dan misi, sahabat wirausaha akan memiliki arah pertumbuhan yang terukur. Setelah menentukan visi dan misi dalam menjalankan usaha, baru kemudian sahabat wirausaha dapat menurunkannya dalam target jangka panjang.
Apa yang dimaksud dengan visi dan misi
Mengutip dari Strategic Management yang dibuat oleh Fred R. David (2010), visi adalah sebuah kalimat yang mendeskripsikan keinginan sebuah bisnis dalam jangka waktu yang panjang. Secara sederhana, visi ini akan berbicara mengenai “ingin menjadi seperti apa suatu bisnis”. Kalimat dari visi tersebut harus mampu menggambarkan rencana dari suatu bisnis dalam jangka panjang dengan singkat dan sederhana.
Selain visi, sebuah bisnis juga sebaiknya memiliki sebuah misi. Misi adalah sebuah kalimat yang mencoba menjelaskan bagaimana bisnis tersebut beroperasi Pada tataran visi, sahabat wirausaha berbicara mengenai sebuah tujuan yang ingin dicapai secara umum. Misi yang kemudian mencoba menjawab bagaimana sebuah bisnis beroperasi dalam merealisasikan misi yang ingin dicapai. Misi juga dapat menjelaskan secara lebih mendalam mengenai target yang lebih spesifik dari kondisi yang ingin dicapai dari sebuah visi.
Pada dasarnya visi dan misi ini sering dinamai dengan istilah berbeda. Sebagai contoh, pada perusahaan Coca Cola, kalimat visi dari perusahaan tersebut disebut sebagai purpose atau tujuan. Kalimat itu berbunyi “Refresh the world. Make a difference.” yang berarti “Menyegarkan dunia. Membuat perbedaan”. Visi ini menunjukkan bahwa Coca Cola ingin memperbaiki dunia dan membuat perbedaan melalui kegiatan bisnisnya.
Visi tersebut kemudian dijabarkan dengan lebih rinci pada misi yang mereka sebut sebagai vision. Kalimat tersebut mengatakan bahwa visi mereka adalah membuat brand dan pilihan minuman yang disukai masyarakat untuk menyegarkan mereka secara fisik dan non-fisik. Mereka juga berkomitmen menciptakan sebuah bisnis yang berkelanjutan dan membagikan masa depan yang lebih baik serta dapat membuat perbedaan pada kehidupan masyarakat, komunitas dan planet. Misi ini menggambarkan secara utuh bagaimana Coca Cola ingin memberikan produk yang memberikan semangat dan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat.
Visi dan misi yang telah disusun oleh Coca Cola ini sangat terlihat dalam kegiatan bisnisnya. Meskipun pada awalnya mereka merupakan produsen minuman bersoda yang dapat diperdebatkan manfaatnya, mereka mencoba mewujudkan visi dan misi tersebut dengan cara lain. Sebagai contoh, mereka memiliki strategi untuk melakukan diversifikasi produk dengan sangat masif. Hal ini dapat dilihat dari jenis dan jumlah produk yang berada di bawah Coca Cola. Seluruh produk tersebut sudah menjadi bagian dari masyarakat yang membuat Coca Cola mampu merealisasikan visi dan misinya dalam menjadi bagian penting dari keseharian.
Selain itu, Coca Cola juga terlibat dengan sangat intens pada setiap kegiatan sosial. Mereka secara proaktif menciptakan berbagai gerakan dan menjadi pemberi dana dalam berbagai kegiatan lingkungan, olahraga dan sosial. Hal ini semakin membangun perspektif mengenai pentingnya Coca Cola dalam kehidupan masyarakat. Dengan demikian terlihat jelas bahwa visi dan misi dari Coca Cola benar-benar menjadi sebuah acuan dan tujuan dalam menjalankan kegiatan bisnis.
Terlepas dari pentingnya visi dan misi, tidak semua bisnis memiliki keduanya. Beberapa perusahaan menggabungkan visi dan misi dalam satu kalimat atau paragraf saja. Pada dasarnya, hal terpenting dari visi dan misi bukan pada ketersediaan kalimat dari keduanya, tetapi bagaimana sebuah bisnis memiliki tujuan. Apabila visi dan misi tersebut dapat tergambar dalam satu kalimat atau paragraf saja, maka pada dasarnya bisnis tersebut telah memiliki visi dan misi.
Belajar dari apa yang dilakukan oleh Coca Cola, sahabat wirausaha dapat mulai menyusun sebuah visi dan misi. Visi dan misi ini dapat dijadikan sebagai sebuah target besar yang perlu dicapai oleh bisnis. Seluruh kegiatan bisnis harus dipastikan mengarah pada visi dan misi yang telah disusun.
Sebagai contoh, Pak Rahmat yang memiliki usaha makanan beku membuat sebuah visi untuk usahanya, yaitu “cepat tetap nikmat dan sehat”. Beliau kemudian membuat misi yang menyatakan bahwa bisnisnya akan menciptakan sebuah makanan praktis dengan cita rasa yang dapat dinikmati dan sehat pada sisi yang lain. Visi dan misi ini kemudian dapat menjadi kompas bagi kegiatan bisnis dari Pak Rahmat. Beliau dapat berfokus dalam menghasilkan produk yang praktis, sehat dan nikmat. Beliau juga perlu memperhatikan aspek pengembangan produk. Salah satu caranya adalah dengan memperhatikan dengan baik berbagai kegiatan riset dan pengembangan produk yang berkaitan dengan produknya. Pak Rahmat dapat mengikuti pelatihan-pelatihan berkaitan dengan pengolahan makanan untuk memperkaya pengetahuan dan mencari ide inovasi untuk meningkatkan kualitas produknya. Semua ini tidak terlepas dari visi dan misi yang telah disusun oleh Pak Rahmat.
Menurunkan visi dan misi menjadi target jangka panjang
Setelah menyusun visi dan misi, sahabat wirausaha perlu menurunkan visi dan misi tersebut menjadi sebuah objektif atau target. Hal ini dikarenakan visi dan misi masih berbicara secara umum mengenai arah suatu bisnis. Dalam praktiknya, kegiatan bisnis memerlukan implementasi dari gambaran umum tersebut. Hal ini yang kemudian memunculkan urgensi untuk menyusun target dari sebuah bisnis.
Secara umum, target bisnis dapat dibagi menjadi dua, yaitu target jangka panjang dan target jangka pendek. Dalam konteks implementasi visi dan misi, target yang relevan adalah target jangka panjang yang merupakan hasil yang diharapkan dari pelaksanaan beberapa strategi. Dengan kata lain, sahabat wirausaha memerlukan beberapa strategi untuk bisa memenuhi target jangka panjang tersebut.
Target jangka panjang sendiri harus memenuhi beberapa kriteria seperti bersifat kuantitatif, terukur, realistis, dapat dimengerti, menantang, dapat dicapai, dan mencakup seluruh bagian dari bisnis. Target tersebut harus dapat disusun dalam sebuah timeline atau lini masa. Beberapa indikator yang dapat digunakan sebagai target jangka panjang adalah omset, profit dan juga tenaga kerja. Sahabat wirausaha tidak boleh menggunakan target jangka panjang yang tidak dapat diukur seperti peningkatan citra perusahaan.
Strategi dalam memenuhi target jangka panjang
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, setelah menyusun target jangka panjang sahabat wirausaha perlu menyusun strategi. Strategi ini merupakan sekumpulan aksi yang mendorong bisnis pada satu arah tertentu. Sebagai contoh, apabila melihat kasus Pak Rahmat sebelumnya, salah satu target jangka panjang yang ingin dicapai oleh beliau adalah memiliki produk yang high quality dan diterima oleh konsumen menengah ke atas.
Dalam mencapai target jangka panjang tersebut, Pak Rahmat dapat menciptakan makanan beku sulit ditiru oleh kompetitor karena mampu mengombinasikan aspek praktis, enak dikonsumsi dan juga healthy food. Dalam mencapai target kualitas produk tersebut, Pak Rahmat dapat menyusun sebuah strategi untuk mencari referensi dalam mengembangkan produk. Beliau mengunjungi beberapa pakar teknologi pangan untuk mencari referensi mengenai teknologi yang bisa digunakan dalam makanan bekunya. Hal ini dapat menjadi target strategis yang merupakan turunan dari target jangka panjang.
Pada target keuangan, Pak Rahmat juga membuat sebuah target untuk mampu menjual makanan bekunya di kalangan menengah ke atas dengan penjualan setidaknya seribu kotak dalam 2 bulan. Target ini menggunakan indikator jumlah unit penjualan karena penggunaan profit mungkin akan cukup sulit dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Beliau menyadari bahwa produk dengan karakteristik yang ingin ditawarkan olehnya mungkin harus mengorbankan satu aspek, yaitu harga. Produk dengan kualitas yang baik dimana beliau menggabungkan konsep makanan sehat dan cepat saji mungkin akan memerlukan biaya produk yang cukup mahal. Oleh karena itu, beliau membuat kemasan yang cukup eksklusif dan mencoba memasarkannya ke masyarakat kelas menengah ke atas.
Selain dari target pengembangan produk dan pemasaran, bisnis Pak Rahmat juga bisa menyusun banyak target lain, seperti target penambahan tenaga kerja, target penambahan mesin produksi dan banyak lainnya. Hal terpenting dari penentuan banyak target tersebut adalah sesuai dengan visi dan misi yang telah disusun.
Apabila sahabat wirausaha perhatikan, strategi yang dilakukan oleh Pak Rahmat sangat berfokus pada satu jenis produk. Dengan semua karakteristik yang disebutkan, proses pengembangan produk tersebut akan relatif sulit dilakukan dengan cepat dan target konsumennya mungkin spesifik. Sebagai gantinya, Pak Rahmat dapat mencari keuntungan melalui selisih antara harga dan biaya produksi yang relatif tinggi. Pada tingkat konsumen kelas menengah ke atas, selisih yang cukup tinggi tidak akan menjadi masalah. Strategi ini sering disebut sebagai focus strategy.
Selain strategi tersebut, masih ada strategi yang disebut sebagai diferensiasi. Coca Cola yang telah dibahas sebelumnya merupakan sebuah contoh dari strategi diferensiasi. Mereka menguasai banyak produk untuk mengembangkan lini bisnisnya. Keuntungan yang mereka ambil relatif lebih kecil dari setiap produk. Akan tetapi, hal ini ditutup dengan kuantitas produk yang sangat banyak.
Strategi ini dapat dilakukan oleh sahabat wirausaha ketika produk yang dimiliki mungkin tidak memiliki terlalu banyak inovasi yang dapat dilakukan, atau mungkin satu produk yang telah dibuat tadi tidak akan cukup memenuhi visi dan misi yang telah disusun. Dalam kasus Pak Rahmat, beliau dapat menggunakan strategi ini jika visinya bukan menekankan pada kualitas produk tapi pada kelengkapan makanan beku yang dimiliki, dengan visi sebagai contoh “Rasakan segala rasa dengan cepat”.
Target strategis vs target keuangan
Masih berdasarkan Strategic Management yang ditulis oleh Fred R. David (2010), target jangka panjang dapat diturunkan menjadi dua target, yaitu target finansial dan target strategis. Target finansial berarti target yang berkaitan dengan indikator-indikator keuangan seperti peningkatan harga saham, peningkatan profitabilitas, peningkatan penjualan dan lainnya. Sedangkan target strategis adalah target yang berkaitan dengan proses bisnis secara umum seperti peningkatan jumlah konsumen, peningkatan kualitas produk, legalisasi produk dan banyak lainnya.
Pada beberapa kondisi, kedua target ini tidak berjalan bersamaan. Sebagai contoh, apabila ingin melakukan pendaftaran produk di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sahabat wirausaha mungkin memerlukan pengorbanan dalam aspek finansial. Sahabat wirausaha harus melakukan pembenahan sarana produksi supaya sesuai dengan standar yang dimiliki oleh BPOM. Sebagai akibatnya, sahabat wirausaha mungkin harus melakukan investasi yang relatif cukup besar dan akan memperburuk kondisi keuangan.
Salah satu kesalahan dari pelaku UMKM adalah terlalu fokus pada target keuangan dan melupakan target strategis. Target keuangan akan memberikan manfaat berupa penjualan dan profit yang dapat diukur secara langsung dan terasa oleh pelaku UMKM. Tetapi apabila lupa untuk menyusun dan memenuhi target strategis, maka sahabat wirausaha akan tertinggal dari para kompetitor.
Sebagai contoh, Pak Rahmat sudah berhasil memenuhi target penjualan selama beberapa periode. Beliau kemudian menaikkan kembali target penjualannya untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Pada sisi yang lain, Pak Rahmat belum juga mengurus sertifikasi BPOM untuk produknya. Setelah satu tahun berlalu, terdapat beberapa produk serupa dengan produk Pak Rahmat yang telah memiliki sertifikasi BPOM dan mampu mengakses pasar yang lebih luas. Perlahan tapi pasti, penjualan Pak Rahmat akan mengalami penurunan jika tidak segera berusaha mengejar.
Nah, itulah beberapa cara bagi sahabat wirausaha untuk menyusun sebuah target bisnis, mulai dari menyusun visi misi, menentukan target jangka panjang sampai kemudian strategi. Dengan mengetahui hal ini, sahabat wirausaha dapat merapikan kembali bentuk bisnis yang dimiliki sehingga memiliki satu target yang jelas dan terukur.
Tags
Cara UMKM menetapkan target usaha – UKM Indonesia - UKM Indonesia
Klik Disini Lajut Nya
No comments:
Post a Comment