REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Muhammad Taufiq pemuda 22 tahun asal Cirebon, Jawa Barat seringkali datang ke toko-toko Alfamart. Ia datang bukan untuk berbelanja, melainkan sedang menengok salah satu lokasi tenant usaha miliknya "Siomay dan Batagor Opick" yang disewanya di depan toko modern tersebut.
"Ini adalah salah satu dari 14 tenant Alfamart yang kami sewa untuk usaha Siomay dan Batagor Opick ini. 14 tenantnya ada di Kota Purwokerto. Selain itu ada 20 lainnya di tempat lain. Jadi totalnya ada 34 unit usaha," buka Taufiq.
Sebelum mengelola 34 unit usaha Siomay Batagor Opick, ia hanya meneruskan usaha yang diwariskan orang tua yang nyaris bangkrut. Awal perjuangannya itu terjadi pada tahun 2019 usai Opick begitu ia akrab disapa, baru lulus SMA di Purwokerto.
"Orang tua bisnis dari tahun 2011. 2019 saya lulus SMA, saya berniat kuliah tapi batal karena usaha siomay orang tua waktu itu kurang bagus bahkan hampir bangkrut," jelasnya.
Dari 10 gerobak dorong milik Ayahnya, saat itu hanya tertinggal 4 gerobak saja. Melihat itulah akhirnya Opick memutuskan untuk ikut membantu sang Ayah. Dengan melihat gerobak dorong yang terbatas jangkauannya, Opick mencari informasi berbagai model bisnis.
"Kalau dengan gerobak dorong, kesan kumuh, tak bersih, tak higienis sering muncul. Kualitas rasa dari produksi hingga disajikan juga sering diragukan. Makanya saya akhirnya berpikir bagaimana model bisnis yang ideal untuk ini," katanya.
Dari saudarannya akhirnya ia mengetahui ada bisnis dengan sistem tenant atau menyewa ruang usaha di depan Alfamart."Jika dengan gerobak keliling, bisnis bapak hanya terbatas di wilayah Purwokerto Timur saja, dengan tenant ini saya bisa perluas hingga seluruh kota Purwokerto dan lainnya," kata Opick.
Dengan tenant, Opick yakin usahanya akan makin berkembang karena lokasi dan konsumen Alfamart adalah hal potensial bagi pengusaha UMKM sepertinya.
Pengalaman Opick dalam membuka usaha sebagai tenant di Alfamart mirip dengan yang dialami Marlon di Manado, Sulawesi Utara.
Marlon, 30 tahun dulunya adalah karyawan swasta. Namun setelah berhenti bekerja pada 2018, ia bingung untuk membuka usaha apa, namun setelah dipikir matang akhirnya dirinya memutuskan untuk membuka usaha gorengan.
Memilih lokasi adalah tantangan bagi Marlon, karena usaha gorengan baru miliknya tidak terlalu ramai. Bahkan sempat membuat semangatnya untuk berusaha mandiri menurun. Hingga pada akhir 2019 ia menjadi tenant di depan Alfamart.
"Ternyata berjalan waktu, membuka tenant di Alfamart ini salah satu keputusan tepat. Gorengan saya makin hari makin diminati. Saya sampai buka di beberapa tempat lain di Alfamart Manado," jelas Marlon.
Tak ayal makin larisnya gorengannya ia bisa membeli mobil operasional untuk membeli dan mengirim bahan baku gorengan dari pasar ke tenant-tenant miliknya."Mobil operasional itu bahkan dibeli dari gorengan dan untuk membesarkan gorengan saya ini," ujarnya sembari terkekeh.
Corporate Communication GM Alfamart mengungkapkan bahwa tenant merupakan salah satu kepedulian Alfamart di bidang UMKM. "Para pengusaha UMKM bisa memulai usaha mereka dengan biaya sewa lokasi yang terjangkau, pun ditambah dengan fasilitas yang memadai dalam berusaha," jelasnya
Biaya sewa tenant Alfamart mulai dari Rp 600 ribu per bulannya dengan mendapatkan fasilitas listrik hingga 200 watt dan air bersih.
"Kentungan lain yang bisa didapat sebagai penyewa tenant antara lain sudah ada traffic pembeli Alfamart yang menambah potensi pembeli tenant, lokasi yang strategis karena Alfamart melalui survey yang mendetail sehingga berdampak baik pula untuk tenant," tambah Nur Rachman.
Proses pendaftaran menjadi tenant bisa melalui https://ift.tt/ydF4OrD atau dengan datang langsung ke kantor cabang Alfamart bertemu dengan Branch Tenant Support (BTS).
Diwarisi Usaha Hampir Bangkrut, Bingung Tempat Usaha, Tenant Alfamart Bisa Jadi Jawaban - Republika Online
Klik Disini Lajut Nya
No comments:
Post a Comment