J (46) dan RN (49), pria Surabaya memproduksi dan mengedarkan uang palsu jutaan rupiah. Kedua pelaku sehari-hari merupakan pekerja sablon.
Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya AKP Arief Ryzki Wicaksana mengatakan motif mereka membuat dan mengedarkan upal karena faktor ekonomi. Ini karena usaha sablon mereka sedang sepi.
"Karena kedua pelaku mengaku gak punya uang, apalagi usaha sablonnya juga sepi," kata Arief kepada detikJatim, Selasa (28/2/2023).
Oleh karena itu, bermodalkan kertas, mesin printer, dan kepiawaian berselancar di dunia maya, keduanya lantas memproduksi upal pecahan Rp 50.000.
Terlebih, salah satu pelaku, J, memiliki kemampuan sablon dari hasil usahanya yang juga digunakan untuk membuat upal persis dengan aslinya. "Jadi, dia (J) coba cetak duit dari skill sablon dia," ujarnya.
Setelah berhasil mencetak, keduanya sepakat untuk membelanjakan uang itu untuk beragam kebutuhan hidup sehari-hari. Mulai dari membeli sembako, hingga rokok.
"Mereka membelanjakan uangnya juga ke warung-warung, pengakuannya buat kebutuhan sehari-hari juga," tandas Arief.
Sebelumnya, dua orang yakni produsen dan pengedar uang palsu (upal) di Surabaya dibekuk polisi. Keduanya dibekuk Sabtu (18/2) saat hendak mengedarkan upal.
Kedua pelaku berinisial J (46) warga Jalan Pacarkeling selaku pembuat dan mendistribusikan serta RN (49), warga Gembili Raya yang ikut mengedarkankan.
Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya AKP Arief Ryzki Wicaksana mengatakan keduanya diringkus di Jalan Jolotundo Baru Surabaya sekitar pukul 15.00 WIB.
Penangkapan itu, lanjut Arief, berawal dari informasi adanya peredaran upal yang dilakukan pelaku. Setelah dicek ke lokasi ternyata benar. Kedua pelaku langsung dibekuk.
Simak Video "Penangkapan 2 Pria Pembuat dan Pengedar Uang Palsu di Semarang"
[Gambas:Video 20detik]
(abq/iwd)
Motif Produsen-Pengedar Upal di Surabaya gegara Usaha Sablon Sepi - detikJatim
Klik Disini Lajut Nya
No comments:
Post a Comment