TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Transformasi digital di Bali telah menyentuh hingga ke ranah usaha rumahan. Salah satunya, penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard ( QRIS) pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ( UMKM). Meskipun terbilang baru mengadaptasi digitalisasi pembayaran dengan QRIS, namun salah seorang pelaku UMKM Binaan BRI, Ni Luh Sri Wahyuningsih mengaku, sudah banyak pelanggan yang bertransaksi di tempatnya menggunakan QRIS.
Pemilik UMKM Keripik Ayam Biru ini mengungkapkan, dirinya baru menggunakan QRIS pada tahun 2022 lalu. Menurutnya, ini salah satu transformasi digital yang sangat membantu di tengah-tengah kondisi kasus pandemi Covid-19 yang masih fluktuatif.
“Sudah mulai dari tahun 2022 kemarin, baru, ya sudah lumayan banyak bayar pakai QRIS. Kalau konsumen tidak bawa uang cash lebih ke QRIS,” jelasnya pada Senin, 20 Februari 2023.
Sri menilai, keuntungan menggunakan QRIS ini yakni lebih mengefisiensi penggunaan uang tunai. Kini, pelanggan kripiknya tak perlu terkesan ‘ribet’ membawa uang cash untuk berbelanja kripik di tempatnya. Selain itu, dari segi pedagang, juga memperoleh keuntungan dengan menggunakan QRIS, yakni mendapatkan fee dari BRI yang biasanya direkap setiap bulan. Poin plus lainnya, pelanggan tidak perlu khawatir karena tidak ada minimal transaksi dalam penggunaan QRIS layaknya menggunakan kartu debit.
“Bebas tidak ada minimal dan maksimal penggunaan QRIS. Walaupun beda bank, tidak ada tambahan biaya, makanya senang konsumen pakai QRIS,” sambungnya.
Pertama kali menggunakan QRIS BRI, Sri mengatakan sama sekali tak menemukan kendala. Bahkan menurutnya, penggunaanya sangat mudah untuk diimplementasikan ke pelanggannya. Ia pun memberikan informasi bagaimana cara menggunakan QRIS.
“Tidak bingung awal penggunaanya lebih gampang, soalnya sudah tercantum di aplikasi BRImo QRIS-nya. Pertama, kita scan pakai handphone, di-scan barcode QRIS BRI-nya, lalu lakukan transaksi seperti transfer uang pada umumnya. Setelah itu dana melalui QRIS akan langsung masuk ke rekening QRIS kita,” jelasnya.
Kendati demikian diakuinya, masih banyak pelanggan yang bertransaksi dengan uang cash. Hal ini lantaran, kebanyakan pelanggannya dari kalangan orang tua yang tidak terlalu melek akan digitalisasi. Meski begitu, tak jarang ia menawarkan untuk menggunakan QRIS dan senang hati mengajarkannya kepada pelanggan. “Kebanyakan yang menggunakan QRIS, itu pelanggan saya yang anak-anak muda yang jarang membawa uang cash,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Sri sendiri sudah menjadi nasabah BRI sejak tahun 2000-an, dimana saat itu ia baru merintis usaha kripik ayamnya. Ia juga merupakan pelaku UMKM penerima KUR BRI.
“Banyak bantuan BRI yang sudah diberikan untuk usaha saya, seperti KUR. Sekarang ke Simpedes ya banyak sekali karena sebagai kluster yang didampingi BRI banyak memang saya dibantu,” tutupnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Bali, Trisno Nugroho dalam keterangannya memaparkan, manfaat transformasi digital yakni dapat meningkatkan akses pasar bagi UMKM melalui program on boarding pada platform online,
sehingga UMKM dapat menjangkau pasar yang lebih luas baik di dalam atau luar negeri. Melalui perluasan akses pasar ini akan meningkatkan pendapatan bagi pelaku UMKM, masuk dan aktif pada ekosistem digital serta membangun mindset UMKM go digital and go ekspor.
Dari sisi sistem pembayaran, melalui adaptasi penggunaan kanal QRIS dan mobile banking serta internet banking, transaksi menjadi cashless sehingga menjadi lebih cepat dan mudah serta bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja termasuk pencatatan transaksi keuangan UMKM lebih transparan dan efisien (supply side).
“Pemanfaatan teknologi digital juga meningkatkan efisiensi dan produktivitas UMKM serta memberikan nilai tambah atau kualitas dari produk UMKM sehingga lebih naik kelas,” katanya.
Sejak tahun 2020 sampai 2022, berbagai program digitalisasi UMKM sudah dilakukan, tahun 2023 program digitalisasi ke UMKM Bali diantaranya, dari sisi digitalisasi system pembayaran yaitu QRIS, penggunaan QRIS semakin didorong baik dari sisi merchant maupun user di berbagai sektor. Meliputi pasar-pasar tradisional, pusat perbelanjaan, minimarket, universitas, destinasi wisata, hotel-hotel dan restorant. Provinsi Bali masuk ke dalam top 10 Provinsi dengan jumlah merchant QRIS terbanyak secara nasional yaitu 595.218 merchant dan 612.410 user pada Desember 2022.
Untuk tahun 2023, di Bali ditargetkan peningkatan jumlah pengguna (user) baru QRIS sebanyak 353.764 pengguna baru atau meningkat 39 persen dibandingkan target 2022 yang sebesar 255.100 pengguna baru. Selain itu, Bali juga menargetkan jumlah transaksi QRIS di merchant yang teregistrasi sebanyak 21.807.534 transaksi atau meningkat 17% dibandingkan realisasi tahun 2022 yang mencapai 18 juta transaksi.
“Tidak hanya pada sektor pembayaran ritel, digitalisasi pembayaran juga didorong pada transaksi Pemerintah Daerah se-Bali,” tuturnya.(*)
Gaungkan Digitalisasi, Penerapan QRIS Jamah Usaha Rumahan - Tribun Bali
Klik Disini Lajut Nya
No comments:
Post a Comment